kicknews.today – Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Utara (KLU) meminta seluruh masyarakat untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana di musim hujan. Mengingat belakangan ini curah hujan di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), termasuk KLU tinggi. Bahkan menyebabkan banyak pohon tumbang, tower tumbang, hingga longsor dibeberapa wilayah di KLU.
Kepala BPBD KLU, M. Zaldy Rahardian mengatakan, berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) curah hujan diperkirakan puncaknya sampai Maret 2025. Dimana NTB termasuk wilayah waspada curah hujan tinggi dan awas curah hujan tinggi.
“Kalau di Lombok Utara memang yang level siaga itu awas curah hujan tinggi di kecamatan Bayan dan Kayangan. Kemudian yang level waspada curah hujan tinggi itu di Pemenang, Tanjung dan Gangga,” katanya, Senin (16/1/2024).
Kewaspadaan masyarakat pun sangat diharapkan, mengingat ada beberapa kejadian yang sudah terjadi di KLU, diantaranya ada pohon tumbang yang menyebabkan rumah warga rusak, kemudian angin kencang yang menyebabkan jatuhnya tower di puskesmas kayangan.
”Paling tidak dengan kondisi ini, kita pemerintah bisa mengantisipasi kejadian-kejadian seperti ini,” ujarnya.
Dilanjut Zaldy, antisipasi lainnya, seperti drainase yang ada di KLU diharapkan bisa dibersihkan dari tumpukan sampah, sehingga aliran air bisa lancar masuk sampai ke sungai dan tidak menyebabkan banjir.
Menurut Zaldy, meskipun di dataran tinggi, beberapa wilayah KLU banyak yang sering tergenang lantaran saluran drainase yang tersumbat. Kondisi ini yang diharapkan menjadi perhatian bersama, termasuk oleh pemerintah di tingkat desa.
“Di beberapa kecamatan juga memang tingkat kepadatan penduduknya tinggi, supaya di normalisasi dengan sistem gotong royong. Paling tidak dilakukan bersama-sama,” ucapnya.
Diterangkan Zaldy untuk di wilayah Pusuk itu ada beberapa titik yang menjadi langganan longsoran dan itu kerap terjadi setiap tahunnya ketika curah hujan dengan intensitas tinggi terjadi.
Hal tersebut mengakibatkan terganggunya aktivitas dari masyarakat yang melalui jalan tersebut. Kendati demikian, dalam hal ini merupakan wewenang dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB untuk bisa melakukan normalisasi.
“Karena memang itu sangat mengganggu aktivitas masyarakat pengguna jalan. Apalagi kalau pada saat hujan, segmentasi tanah ini menjadi licin. Kalau tidak berhati-hati bisa menyebabkan kecelakaan. Kita himbau masyarakat untuk lebih berhati-hati,” tutupnya. (gii)