kicknews.today – Permintaan bantuan air bersih di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) semakin meningkat. Saat ini, sudah ada belasan desa yang terdampak kekeringan. Sebelum musim hujan yang diperkirakan pada bulan November mendatang, jumlah desa yang terdampak kekeringan diprediksi akan terus bertambah. Hal tersebut disampaikan Kabid Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lobar, Hartono Ahmad.
”Kekeringan ini semakin meningkat dan parah, tetapi pendistribusian air tetap kita lakukan setiap hari,” katanya, Senin (23/09).
Berdasarkan data yang dimiliki BPBD Lobar, sampai pertengahan September 2024, sudah ada sekitar 15 Desa di 5 Kecamatan yang terdampak kekeringan dan membutuhkan air. Seperti di Desa Kuripan Selatan, Kuripan Timur, Desa Sekotong Barat, Desa Sekotong Timur, Desa Cendi Manik, Desa Labuan Tereng, Desa Mereje, Desa Jembatan Gantung, Desa Banyu Urip, Desa Tempos, Desa Giri Sasak dan Desa Giri Tembesi.
Sementara di wilayah Utara yang terdampak kekeringan di Desa Batulayar Barat, Desa Persiapan Penanggak dan Desa Penimbung.
”Untuk yang di Utara itu karena kerusakan pipa serta keruhnya sumber air akibat terdampak proyek Bendungan Meninting,” terangnya.
”Untuk yang di Banyu Urip memang parah karena makin panas makin kering, tetap kita distribusikan air bersih. Kemudian di Sekotong Barat itu semua dusun kekeringan terutama yang pesisir pantai butuh air bersih,” katanya.
Sepanjang Bulan Juli hingga September, pihaknya bersama stakeholder lain, sudah ada sekitar 800 ribu liter air bersih yang didistribusikan. Yang dimana pendistribusian ini diutamakan untuk desa-desa yang sudah bersurat untuk bantuan air bersih.
”Sejak Agustus lalu, status penanganan kekeringan di Lobar ini sudah masuk tanggap darurat. Kami tetap berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk memenuhi kebutuhan air bersih ini sampai musim hujan tiba. Dalam sehari kami bisa distribusikan sebanyak 20 ribu – 40 ribu liter perhari,” tutupnya. (gii)