kicknews.today – Belanjakan kini kembali digelar di Masbagik, Kabupaten Lombok Timur. Belanjakan sendiri merupakan warisan budaya masyarakat Masbagik.
Ada dua penamaan terhadap tradisi ini, Belanjakan dan Pelanjakan. Dua sebutan ini memiliki arti yang sama. Belanjakan berasal dari suku kata bahasa Sasak (Lombok), yaitu “Lanjak” yang berarti menendang sambil mendorong. Diberikan imbuhan “Be” untuk menunjukan kegiatan itu sedang dipertunjukan. Dan kata Belanjakan disebutnya populer hingga sekarang.
“Belanjakan merupakan pertarungan dua orang laki-laki dengan tangan kosong. Kaki sebagai senjata dan tangan sebagai perisai,” kata Humas kegiatan dari organisasi Lombok Membaur (Lambur), Alif RJ pada Rabu (25/10).
Tradisi tersebut secara langsung berkambang di masyarakat Kecamatan Masbagik. Pada permainan Belanjakan diperbolehkan satu lawan dua orang atau lebih, namun dalam perkembangannya dilaksanakan dengan sistem permainan satu lawan satu.
“Masbagik Festival 2023 belanjakan merupakan kegiatan yang ke-8 diselenggarakan oleh organisasi Lambur bekerjasama dengan pecinta Tradisional Masbagik. Dengan mengangkat tema dari Masbagik Menuju Pemilu Damai. Kegiatan ini diselenggarakan dari tanggal 22-28 Oktober untuk Belanjakan dan untuk Peresean akan diselenggarakan dari tanggal 29 Oktober – 10 November 2023,” tambahnya.
Alif menjelaskan, penyelenggaraan itu guna memperkenalkan Tradisional Belanjakan untuk generasi Z. Tidak kalah penting juga untuk memperkuatkan tali silaturahmi antar gubuk di seluruh Lombok.
“Pepadu istilah petarung tidak dari Masbagik saja. Masyarakat dari seluruh Lombok ini ikut serta dalam ajang Belanjakan. Lebih-lebih pepadu dari Kabupaten Lombok Barat yang rela turun gunung untuk ikut serta,” katanya.
Tujuan diadakannya kegiatan itu juga dengan harapan yang paling penting menyambut Pemilu 2024. Pihaknya ingin para calon mengambil pelajaran dari pepadu, meskipun di atas matras pertarungan sangat agresif dan saling lanjak, tapi saling menghormati selepas pertarungan.
“Ketika salah satu pepadu mengucapkan kata cop, otomatis pepadu itu kalah, dan saling rangkul kembali. Begitu juga pesan yang kami inginkan untuk para calon. Agar tetap selalu junjung kedamaian untuk berdemokrasi,” pungkasnya. (cit)