kicknews.today – Beberapa wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami kekeringan ekstrim. Hal ini, lantara di wilayah tersebut masuk dalam kategori Hari Tanpa Hujan (HTH) yang sangat panjang.
Ini disampaikan oleh Prakirawan Badan Meteorologi Kilimatologi Geofisika Stasiun Klimatologi (BMKG) Lombok Barat Nindya Kirana dalam keterangan tertulis yang diterima kicknews.today, Jumat (13/08).

Nindya Kirana menjelaskan adapun wilayah-wilayah itu antara lain, Kabupaten Bima yaitu Kecamatan Wawo, Kecamatan Soromandi, dan Kecamatan Sape, sementara Kabupaten Sumbawa ada di Kecamatan Lape.
“Dengan kategori Kekeringan Ekstrem berada pada Kabupaten Bima yaitu Wawo (70 hari), Soromandi (127 hari), dan Sape 2 (128 hari), serta di Kabupaten Sumbawa yaitu pada wilayah Lape (100 hari). Kondisi HTH terpanjang terpantau di Pos Hujan Sape, Kabupaten Bima yaitu sepanjang 128 hari,” jelasnya.
Kendati begitu, hasil curah hujan di wilayah NTB dasarian I Agustus 2021 umumnya berada dikategori rendah (0 – 50 mm/das). Anomali curah hujan dasarian I Agustus 2021 menyebabkan beberapa wilayah memiliki kategori curah hujan menengah (51 – 150 mm/das) hingga tinggi (151 – 200 mm/das).
Curah hujan tertinggi terjadi di Cakranegara, Kota Mataram jumlah curah hujan sebesar 178 mm/dasarian. Sifat hujan dasarian I Agustus 2021 di NTB umumnya Atas Normal (AN). Sedangkan sifat hujan Bawah Normal (BN) terjadi di sebagian kecil wilayah Pulau Lombok, Sumbawa, Dompu, Bima dan Kota Bima.
Saat ini, angin timuran secara umum menguat dan mendominasi wilayah Indonesia termasuk Provinsi NTB, diprediksi menguat dibulan Oktober 2021. Pergerakan MJO terpantau tidak aktif. Anomali OLR menunjukkan wilayah konvektif basah memasuki wilayah Indonesia didasarian I Agustus, terus bergerak ke arah timur Indonesia sampai pertengahan dasarian II Agustus.
Kondisi suhu muka laut disekitar Indonesia termasuk NTB, terpantau berada dikategori netral hingga hangat. Berdasarkan kondisi, pertengahan sampai akhir Agustus 2021 peluang terjadinya hujan relatif sangat kecil di NTB.
Dikarenakan cuaca ekstrim dibeberapa wilayah NTB BMKG mengimbau agar lebih bijak menggunakan air bersih serta waspada akan potensi terjadinya bencana kebakaran hutan serta lahan. Namun begitu, masyarakat juga dihimabu tetap waspada sekaligus berhati – hati terhadap potensi terjadinya cuaca ekstrem secara tiba-tiba yang bersifat lokal.
“Ketika akan memasuki puncak musim kemarau, suhu udara akan lebih dingin terutama pada malam hari dan angin yang bertiup lebih kencang. Masyarakat juga diharapkan untuk selalu memperhatikan informasi BMKG terlebih dahulu dalam perencanaan kegiatan dan tetap selalu menjaga kesehatan di masa pandemi ini,” terangnya. (nur)


