kicknews.today – Tingginya angka pernikahan dini di NTB hingga saat ini masih menjadi Prhatian serius bagi Pemprov NTB. Wakil Gubernur (Wagub) NTB Hj. Indah Dhamayanti Putri, menyebutkan, angka pernikahan dini di NTB masih tinggi dan butuh penanganan serius. Menurutnya untuk menyelesaikan permasalahan ini butuh komitmen dan kolaborasi bersama antar semua pihak.
Hal ini di sampaikan Wagub usai menjadi pembicara pada kegiatan Seminar Kesehatan tentang Dampak Perkawinan Anak Terhadap Kesehatan Mental dan Reproduksi yang diselenggarakan dalam rangka HUT ke 4 Rumah Sakit Mandalika di Ballroom Kantor Bupati Loteng, Rabu (13/8/2025). Wagub NTB Hj. Indah Dhamayanti Putri pun mengajak semua elemen di daerah ini untuk ikut bersama-sama mengambil peran untuk menekan kasus pernikahan anak.

“Semua kita harus bergerak bersama,” terangnya.
Dikatakannya, secara nasional angka nikah dini NTB termasuk yang paling tinggi. Maka harus ada upaya bersama semua pihak. Sesuai dengan peran masing-masing. Untuk terus mensosialisasikan dan memberikan edukasi kepada anak-anak atau remaja di daerah agar tidak menikah dini, karena bisa berdampak buruk pada banyak hal.
Tidak hanya soal ekonomi, tetapi juga kesehatan dan lainnya serta kerja-kerja tersebut tidak bisa kemudian hanya diserahkan kepada pemerintah, namun harus bergerak bersama.
“Jangan terpaku pada angka (nikah dini). Terpenting terus bergerak bersama,” ujar mantan Bupati Bima dua periode ini.
Sebagai bentuk komitmen dan kolaborasi bersama dalam menekan kasus pernikahan dini, pada kesempatan tersebut Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) NTB menandatangani kesepakatan dan komitmen bersama dengan Tim Penggerak (TP) PKK NTB dan belasan organisasi pelajar dan kemasyarakatan lainnya bersama-sama menekan kasus pernikahan dini di daerah ini.
Penandatanganan kesepakatan tersebut disambut baik Ketua TP PKK NTB Hj. Sinta Muhamad Iqbal. Kepada awak media ia menegaskan jika menekan kasus pernikahan dini bukan perkara mudah, sehingga butuh keterlibatan semua pihak di daerah ini.
“Masih banyak PR soal merariq kodeq (nikah dini) ini. Jadi semua pihak harus ikut berperan,” imbuhnya.
Menurut Sinta, sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam persoalan ini. Dimana sekolah Sebagai rumah kedua bagi anak-anak, sekolah diharapkan bisa lebih aktif memberikan sosialisasi atau pun pemahaman pernikahan dini tersebut dan dampaknya sangat luas. Tidak hanya bagi anak itu sendiri, tapi juga soal kelanjutan masa depan generasi mendatang.
Ia pun mengajak para generasi muda NTB untuk fokus mengembangkan diri dan menuntaskan pendidikan, karena pendidikan itu penting. Tidak kemudian buru-buru menikah di usia dini. Tapi menikahlah setelah semua siap, terutama dari sisi usia serta mental.
“Mari gunakan masa muda untuk berkarya dan melakukan kegiatan-kegiatan yang produktif. Dan, pintar-pintarlah menjaga jaga pergaulan. Jadilah generasi yang penuh tanggung jawab dan menjadi kebanggaan bagi keluarga dan daerah,” ajaknya. (wii)