Alun-alun Tanjung segera dibangun, Pemda KLU siapkan ruang publik ramah pedagang dan budaya

Anggota Pol PP Lombok Utara saat melakukan penertiban pedagang di area lapangan Tanjung. (Foto. kicknews.today/Ist)

kicknews.today – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lombok Utara (KLU) memulai langkah besar dalam menata wajah kota melalui pembangunan Alun-Alun Kota Tanjung yang modern, estetis, dan berakar pada kearifan lokal. Proyek strategis ini bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi juga upaya menciptakan ruang publik yang representatif, nyaman, dan berbudaya bagi masyarakat.

 

Sebagai bagian dari tahapan awal, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) KLU telah melakukan penertiban secara humanis terhadap para pedagang yang selama ini menempati area Lapangan Tanjung, terutama di sisi utara yang menjadi fokus pembangunan tahap pertama.

 

“Ini bukan penggusuran. Relokasi dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kelangsungan mata pencaharian para pedagang,” tegas Kepala Satpol PP KLU, Totok Surya Saputra, Senin (23/06/2025).

 

Totok menjelaskan, untuk sementara para pedagang dipindahkan ke area tengah lapangan agar tetap bisa berjualan. Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (DP2KUKMP) KLU turut mendukung dengan menyiapkan lokasi penampungan yang tertata rapi, lengkap dengan pagar pembatas guna menjaga kenyamanan dan kebersihan.

 

Meski bersifat sementara, relokasi ini dirancang sistematis. Usai pembangunan tahap awal rampung, lokasi pedagang akan dipindah kembali sesuai progres pembangunan. Di masa mendatang, mereka akan ditempatkan di sisi barat alun-alun dengan konsep inovatif: penggunaan gerobak bongkar pasang.

 

“Gerobak ini bisa dititipkan di lokasi yang disiapkan setelah berjualan. Area alun-alun akan tetap terlihat bersih dan rapi pada pagi hari,” kata Totok.

 

Jam operasional pedagang pun diatur, yakni mulai pukul 16.00 WITA hingga 00.00 WITA. Penataan ini bertujuan menjaga keseimbangan antara fungsi ekonomi dan estetika ruang publik.

 

Sementara itu, penataan juga menyentuh pedagang di sisi barat RSUD KLU. Mereka akan direlokasi ke timur eks Kantor Koramil Tanjung. Meski ruangnya lebih terbatas, pemerintah berupaya tetap memberikan ruang layak bagi mereka agar tetap bisa berjualan di area strategis.

 

Kepala Dinas PUPR dan Kawasan Permukiman KLU, Kahar Rizal mengungkapkan bahwa konsep alun-alun dirancang dengan memadukan arsitektur modern dan elemen budaya lokal. Salah satu ikon utama adalah gapura dengan nuansa arsitektur Masjid Kuno Bayan, simbol identitas budaya Lombok Utara.

 

Pembangunan tahap pertama difokuskan pada tampak depan alun-alun, dikerjakan oleh PT Almirah Konstruksi dari Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Perusahaan ini memenangkan tender dengan nilai kontrak Rp 5,22 miliar dari pagu anggaran Rp 5,85 miliar.

 

“Setelah tahap awal ini selesai, akan dilanjutkan dengan pembangunan akses jalan yang menghubungkan bagian depan alun-alun ke belakang menuju Kantor Bupati,” ujar Kahar.

 

Namun, proses lanjutan ini sempat menghadapi kendala administratif, yaitu menunggu selesainya hibah lahan dan bangunan eks Kantor Koramil Tanjung dari TNI ke Pemda KLU.

 

Melalui pembangunan alun-alun ini, Pemda KLU berharap bisa menciptakan ikon baru yang menjadi kebanggaan masyarakat. Tak hanya berfungsi sebagai ruang publik yang indah dan nyaman, tetapi juga sebagai representasi dari kekayaan budaya, semangat kebersamaan, dan arah pembangunan Lombok Utara yang semakin maju.

 

“Kami ingin menciptakan ruang yang bukan hanya memanjakan mata, tetapi juga menghidupkan ekonomi lokal dan memperkuat identitas daerah,” pungkasnya.

 

Pembangunan ini menjadi bukti bahwa wajah kota bisa ditata tanpa harus meminggirkan warganya justru melibatkan mereka sebagai bagian dari transformasi. (gii-bii)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI