kicknews.today – Ratusan warga turun ke jalan pada Jumat (21/03/2025) untuk menggelar aksi damai menuntut keadilan atas kematian Riskil Watoni. Aksi ini dimulai dari Patung Kuda Kayangan dan berlanjut hingga ke Kantor Polsek Kayangan.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes serta desakan kepada aparat penegak hukum (APH) agar mengusut tuntas kasus kematian Rizkil Watoni.

Dalam aksi tersebut, Ketua Kasta Lombok Utara sekaligus koordinator massa, Yanto Anggara, menegaskan bahwa warga meminta kepolisian bertindak profesional dan transparan dalam menangani kasus ini.
Menurutnya, terdapat dugaan intervensi dari oknum aparat kepolisian dalam proses penanganan sebelum korban ditemukan tewas.
”Kami meminta pihak kepolisian untuk bertindak profesional dan transparan dalam menangani kasus ini. Jika tuntutan kami tidak dipenuhi, maka kami mendesak Kapolsek Kayangan untuk mengundurkan diri dari jabatannya,” tegas Yanto dalam orasinya.
Selain itu, Yanto juga mendesak pihak kepolisian untuk segera menindak penyebaran video yang diduga menjadi pemicu utama insiden ini.
Video tersebut diketahui disebarkan oleh seorang karyawan ritel modern, yang kemudian memicu reaksi negatif terhadap korban.
Di tengah aksi, perwakilan keluarga korban, Hamdan, turut menyampaikan kesaksiannya mengenai sosok Riskil Watoni. Ia menggambarkan Riskil sebagai pemuda pekerja keras dan berkepribadian baik.
”Sejak kecil, Riskil sudah ditinggalkan ibunya dan hanya tinggal bersama ayahnya. Ia tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan pekerja keras. Demi pendidikan, ia rela menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk bisa membiayai kuliahnya sendiri,” ungkap Hamdan.
Setelah kembali dari luar negeri, Riskil melanjutkan pendidikan hingga meraih gelar sarjana. Bahkan, ia berhasil lulus seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dalam tes terbaru, menjadi harapan besar bagi keluarganya sebagai tulang punggung mereka.
Namun, harapan itu sirna seiring dengan tragedi yang menimpanya. Hamdan menyebut bahwa keponakannya menjadi korban fitnah dan tekanan sosial yang diduga kuat berkontribusi pada keputusannya mengakhiri hidup.
”Kami tidak ingin ada kejadian serupa menimpa generasi muda lainnya. Jangan sampai hanya karena fitnah, seseorang kehilangan nyawa,” katanya dengan nada emosional.
Keluarga korban dan masyarakat yang hadir dalam aksi tersebut menuntut kepolisian agar bekerja secara transparan serta tidak melindungi pihak-pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa tragis ini.
Sebagai bentuk penghormatan terakhir, aksi damai ditutup dengan tabur bunga di depan Kantor Polsek Kayangan, mengenang almarhum Riskil Watoni dan memperjuangkan keadilan bagi dirinya. (gii)