kicknews.today – Selama pandemi virus corona awal bulan April 2020 lalu. Akses menuju negeri Jiran Malaysia hingga Desember 2020 belum juga dibuka. Hal itu pun membuat para pekerja migran Indonesia (PMI) asal NTB harus gigit jari.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi NTB Hj. Wismaningsih Drajadiah menyebut, akses PMI menuju negeri Jiran pasca pandemi belum juga menuai angin segar.
Namun kata dia, sebelas negara tetangga sudah membuka akses bagi PMI asal NTB. “Ada sebelas negara yang sudah dibuka. Seperti Singapura, Hongkong, Korea, Saudi Arabia dan tujuh negara lainnya,” kata Drajadilah, Rabu (2/12).
Sejauh ini lanjut Drajadilah, negara Malaysia menjadi negeri favorit bagi PMI asal NTB. Masih ditutupnya akses tersebut, dia pun meminta agar para PMI asal NTB yang hendak menuju Malaysia untuk menahan diri atau bersabar.
Daerah tak Mampu Membiayai
Sejauh ini, kendala belum adanya PMI asal NTB yang berangkat menuju beberapa negara selain Malaysia pun tersendat. Hal itu dikarenakan, pelatihan kerja sebelum berangkat dibiayai daerah setempat.
“Karena kan aturannya sekarang pelatihan kerja itu harus dibiayai daerah. Jadi, sertifikasi itu dikeluarkan di daerah, tidak lagi oleh PT yang bersangkutan,” katanya.
Drajadilah pun menyoal, selama aturan pendanaan sertifikasi kerja itu dibebankan kepada daerah. Pemda NTB pun belum mampu membiayai pendanaan pelatihan kerja bagi PMI yang ingin bekerja di Luar Negeri.
“Karena memang harus diberi pelatihan di BLK Nasional. Seperti di BLK Lombok Timur dan BLKN Mataram. Di sana kan kita sangat terbatas,” katanya.
Selain itu, jumlah anggaran yang terbatas jelas Drajadilah, membuat banyak pemberangkatan PMI asal NTB menuju Luar Negeri otomatis ditunda.
“Kita kan belum mampu biayai itu. Kalau dulu bisa ditanggung oleh PT,” katanya. Ia pun berharap agar pembiayaaan pelatihan kerja bagi PMI asal NTB bisa segera diberikan.(Vik)
