kicknews.today – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini tengah menghadapi cuaca panas ekstrem, dengan suhu udara mencapai 37 derajat Celsius pada peralihan musim 2024 ini. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa suhu di wilayah ini berkisar antara 23 hingga 37 derajat Celsius, lebih tinggi dari biasanya.
Juliani Intan Sari, perwakilan BMKG NTB, menjelaskan bahwa penyebab suhu panas ini tidak hanya disebabkan oleh musim kemarau, tetapi juga oleh pemanasan tinggi yang mendukung penguapan signifikan dan pembentukan awan hujan.
“Tutupan awan yang banyak menahan suhu udara hangat di sekitar permukaan, sehingga suhu terasa lebih panas dan bertahan dalam waktu yang lama,” ungkapnya pada Sabtu, 12 Oktober 2024.
Kondisi ini kontras dengan suhu dingin yang dialami beberapa waktu lalu, ketika tutupan awan sedikit sehingga suhu hangat di permukaan mudah terlepas ke atmosfer, menyebabkan penurunan suhu.
Selain faktor cuaca lokal, BMKG juga mengingatkan masyarakat mengenai dampak badai matahari yang berpengaruh pada wilayah Indonesia, termasuk NTB. Ketua Tim Bidang Geofisika Potensial BMKG, Syrojudin menyebutkan bahwa badai matahari yang terjadi pada 11-13 Oktober 2024 ini berada pada indeks ekstrem (G4), salah satu badai magnet paling kuat yang pernah terdeteksi.
Lembaga Oseanik dan Atmosfer (NOAA) menyatakan bahwa badai ini diakibatkan oleh ledakan matahari yang terjadi pada Senin, 7 Oktober 2024. Ledakan ini menghasilkan radiasi elektromagnetik yang kuat, yang dapat memengaruhi jaringan komunikasi dan internet di Bumi.
BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap cuaca panas yang berkepanjangan dan dampak badai matahari, terutama di wilayah-wilayah yang terpengaruh langsung. “Selain cuaca panas, badai matahari ini dapat mengganggu jaringan internet dan komunikasi dalam beberapa hari ke depan,” tegas BMKG.
Fenomena badai matahari dan suhu panas ekstrem ini menunjukkan bagaimana faktor alam berskala global dan lokal dapat saling memengaruhi, menghasilkan kondisi cuaca yang lebih dinamis di wilayah Indonesia, termasuk NTB. (red.)