Abrasi di Pantai Endok, warga minta PLN bangun pemecah gelombang permanen

kicknews.today – PLN berencana memasang tetrapod (pemecah gelombang) untuk mengatasi abrasi yang kian parah di Pantai Endok, Desa Taman Ayu Kecamatan Gerung Lombok Barat. Namun rencana itu ditolak Kades Taman Ayu M Tajuddin karena dikhawatirkan akan menambah abrasi.

Diketahui, abrasi di Pantai Endok sangat parah. Pantai yang dulunya seluas 110 meter kuadrat kini tersisa 25 meter. Karena pantai itu berdekatan dengan lokasi bangunan PLTU Jeranjang, sehingga PLN ingin membangun tetrapod.

Manager PLN UPK Lombok, Nyoman Satriyadi Rai mengatakan, PLN berencana memasang tetrapod untuk penanganan sementara dampak abrasi tersebut.

“Tetrapod ini juga merupakan pemecah ombak, nanti kami sosialisasi kepada masyarakat, dan sudah memiliki stok sebanyak 100 unit,” katanya saat rapat penanganan abrasi Pantai Endok di Ruang Jayengrane di Kantor Bupati Lombok Barat, Jumat (20/1).

Rencana itu ditolak Kades Taman Ayu M Tajuddin. Dia khawatir penanganan itu hanya bersifat sementara, seperti yang sudah dilakukan sebelumnya, justeru menambah abrasi kian parah.

“Seperti pemasangan groin yang menelan anggaran miliaran rupiah di pesisir itu, hingga saat ini belum mampu mengurangi dampak abrasi,” tegas M Tajuddin via telepon, Minggu (22/1).

M Tajuddin masih mempertanyakan sistem pemasangan tetrapod tersebut. Karena menurut dia, pemasangan pemecah gelombang harus melalui perencanaan yang matang.

“Itu mau ditaruh di rumah warga yang terkena abrasi?. Kalau tanpa perencanaan, jangan dicoba-coba nanti bahaya, karena itu kami pun menolak pasang tetrapod,” jelas dia.

Dari PLN ingin menaruh 100 tetrapod di pesisir pantai yang terkena abrasi. Namun itu belum ada dasar perencanaan yang jelas, sehingga itu membuat pihak desa khawatir, berbahaya karena akan menambah abrasi.

“Sementara warga kami ingin tetap meminta dibangun pemecah gelombang bersifat permanen untuk menangani abrasi pantai. Alasan warga itu karena mereka merasa trauma dengan penanganan yang bersifat sementara seperti halnya pemasangan groin,” katanya.

Ia berharap agar kondisi pantai dikembalikan seperti semula, sehingga diharapkan ada pemasangan pemecah gelombang yang bagus di bibir pantai yang terkena abrasi.

“Kalau masalah teknis kami serahkan ke PLN, karena mereka lebih paham, kami hanya ingin pantai kami balik lagi,” ujarnya.

Ia juga mengatakan, jika kondisi pantai aman pihak desa bisa mengembangkan dan membangun potensi yang ada desa seperti pariwisata.

“Kalau sekarang ingin dibangun Pariwisata di kawasan pantai itu, justeru akan menjadi masalah, karena dampak abrasi masih belum berakhir,” pungkasnya Tajuddin. (ys)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI