Memasuki akhir tahun, Lombok Timur siaga bencana

Apel pasukan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi tahun 2025 di halaman kantor Bupati Lombok Timur. Foto. Ist

kicknews.today – Pemerintah Kabupaten Lombok Timur (Lotim) menggelar Apel Gelar Pasukan Kesiapsiagaan Menghadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi Tahun 2025, Rabu (3/12)2025). Apel ini merupakan tindak lanjut dari arahan Kementerian Dalam Negeri perihal kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi serta menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi dan kesiapsiagaan seluruh elemen di Bumi Patuh Karya.

Bupati Warisin menyoroti posisi Lombok Timur dalam Indeks Risiko Bencana Indonesia tahun 2024 yang masuk kategori sedang. Namun, ia memperingatkan agar status ini tidak membuat lengah, mengingat dampak signifikan dari perubahan iklim global.

Lombok Immersive Edupark

”Perubahan iklim telah membawa dampak, termasuk peningkatan frekuensi dan intensitas bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung, dan ancaman cuaca ekstrem,” tegas Bupati.

Bupati Warisin juga menyebut rilis dari BMKG NTB yang memprediksi Puncak Musim Penghujan akan terjadi pada bulan Desember 2025 hingga Februari 2026. Untuk itu, kesiapsiagaan harus terus ditingkatkan, tidak hanya dengan merespons, tetapi melalui upaya mitigasi dan pencegahan.

”Kesiapan dan kesiapsiagaan kita adalah merupakan investasi terbaik untuk mengurangi risiko. Visi utama Lombok Timur Smart adalah pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya.

Melihat berbagai kejadian bencana di wilayah lain, mulai dari banjir bandang di Aceh hingga banjir di Pringgabaya Lotim yang sempat memutus dua jembatan pada November lalu, ia menekankan lima hal penting yang wajib menjadi perhatian bersama, melibatkan unsur Pentahelix (TNI/Polri, BPBD, Dinas terkait, relawan, dan dunia usaha) seperti:

 1. Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi: Melakukan pelatihan dan simulasi berkala. Memastikan personel memahami SOP dan mampu mengoperasikan peralatan dengan baik.

 2. Edukasi dan Sosialisasi ke Masyarakat: Melibatkan masyarakat aktif dalam mitigasi, memberikan edukasi tentang tanda-tanda awal bencana, jalur evakuasi, dan memastikan dokumen perencanaan bencana di desa telah benar dan dipahami.

 3. Optimalisasi Peralatan dan Logistik: Memastikan seluruh sarana prasarana dan logistik siap pakai melalui inventarisasi dan pemeliharaan rutin.

 4. Sinergi dan Kolaborasi: Memperkuat semangat gotong royong antarinstansi, sektor swasta, dan organisasi kemasyarakatan.

 5. Pemanfaatan Teknologi: Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk pemantauan cuaca dan peringatan dini. Masyarakat diimbau hanya memanfaatkan platform terpercaya seperti Info BMKG untuk menghindari informasi hoax.

Apel Gelar Pasukan ini ditekankan bukan sekadar seremonial, melainkan pengecekan kesiapan nyata personil, sarana, dan prasarana demi melindungi masyarakat dan menjaga keberlangsungan pembangunan di Lombok Timur. (cit)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI