Pengangguran di NTB makin banyak, jumlahnya nyaris 100 ribu orang

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, Wahyudin. (foto kicknews.today)

kicknews.today – Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) per Agustus 2025 sebanyak 97.930 orang, hal ini berdasarkan rilis yang di keluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) Wahyudin mengungkapkan terjadinya kenaikan angka pengangguran sebanyak 10.920 orang dalam setahun atau periode Agustus 2024 hingga Agustus 2025.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2025 ini sebesar 3,06 persen, atau naik sebesar 0,33 persen dibandingkan dengan Agustus 2024. Kenaikan angka pengangguran ini di picu karena meningkatkan nya anak didik yang telah lulus sekolah.

”Kenaikan angka pengangguran selama satu tahun terakhir disebabkan oleh meningkatnya lulusan SMP, SMK dan Perguruan Tinggi yang mencari pekerjaan. Disisi lain daya tampung lapangan usaha terbatas,” kata Wahyudin di Mataram, Rabu (5/11/2025).

Dia menyebutkan bahwa jumlah angkatan kerja di NTB berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Agustus 2025 sebanyak 3,2 juta orang. Angkanya naik 12.100 orang dibanding Agustus 2024. Sementara, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) turun sebesar 1,12 persen dibanding Agustus 2024.
Wahyudin menambahkan penduduk NTB yang bekerja sebanyak 3,11 juta orang. Angkanya naik sebanyak 1.180 orang dari Agustus 2024. Lapangan usaha yang mengalami peningkatan terbesar adalah pendidikan sebanyak 20.140 orang. Pada Agustus 2025 sebanyak 980,95 ribu orang atau 31,58 persen bekerja pada kegiatan formal, naik sebesar 2,09 persen dibanding Agustus 2024.

Dia juga menyebutkan persentase setengah pengangguran di NTB pada Agustus 2025 turun sebesar 1,29 persen. Sedangkan persentase pekerja paruh waktu naik sebesar 1,32 persen dibanding Agustus 2024.

Wahyudin menjelaskan peningkatan jumlah penduduk bekerja per Agustus 2025 sebanyak 1.180 orang di Provinsi NTB dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu diantaranya bertambahnya dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sudah mulai beroperasi, sehingga berpengaruh pada peningkatan penduduk yang bekerja.

Namun terjadi penurunan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian. Hal itu disebabkan oleh pergeseran peran tenaga kerja manusia yang digantikan oleh mesin pertanian seperti combine harvester.

BPS NTB merekomendasikan upaya penguatan sektor-sektor produktif, terutama yang menyerap tenaga kerja tinggi seperti industri, pertanian, perdagangan, dan jasa pendidikan. Keterlibatan pemerintah daerah dalam pengembangan keterampilan tenaga kerja juga dinilai penting agar lebih kompetitif menghadapi perubahan struktur ekonomi ke depan. (wii)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI