kicknews.today – Isu pengunduran diri Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Lombok Utara (KLU) mendapat perhatian serius dari berbagai pihak, termasuk Gubernur Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Nusa Tenggara Barat, Zainudin.
Dia menilai langkah mundur sang direktur tidak serta merta menyelesaikan persoalan mendasar dalam sistem pelayanan kesehatan di Lombok Utara.

“Kalau saya pribadi, menyayangkan langkah Pak Direktur yang mengundurkan diri. Jadi beliau tidak bisa menyelesaikan persoalan yang sedang terjadi. Pemerintah daerah seharusnya tegas, tidak hanya melihat dari sisi direkturnya saja, tapi memperbaiki seluruh manajemen rumah sakit agar pelayanan bisa maksimal,” ujar Zainudin, Selasa (21/10/2025).
Menurut dia, pengunduran diri tersebut memang bisa dianggap sebagai bentuk tanggung jawab moral, namun belum tentu menjadi solusi jangka panjang. Ia justru menilai langkah itu bisa menjadi momentum bagi Pemda untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem manajemen RSUD KLU.
“Saya apresiasi teman-teman masyarakat yang terus mendampingi keluarga pasien dan mendorong adanya tanggung jawab dari pihak rumah sakit. Mungkin mundurnya direktur ini adalah salah satu yang diinginkan keluarga sebagai bentuk tanggung jawab. Tapi persoalannya, apakah dengan mundurnya direktur masalah langsung selesai? Menurut saya tidak,” tegasnya.
Zainudin menilai, persoalan di RSUD KLU bukan baru kali ini terjadi. Menurutnya, berbagai kasus sebelumnya menunjukkan masih lemahnya koordinasi antara puskesmas dan rumah sakit daerah, terutama dalam sistem rujukan pasien.
“Masalah di rumah sakit ini bukan baru hari ini saja. PR besar pemerintah daerah ke depan adalah memastikan agar kasus seperti ini tidak terulang lagi. Sering kali ada ketidaksinkronan antara puskesmas dan RSUD KLU saat proses rujukan, dan ini harus dibenahi,” katanya.
Lebih lanjut, dia menekankan bahwa sebelum pemerintah daerah berencana membangun fasilitas kesehatan baru, sebaiknya fokus terlebih dahulu pada peningkatan kualitas pelayanan di RSUD Tanjung, baik dari sisi manajemen, tenaga medis, maupun sarana dan prasarana.
“Harapan kami, maksimalkan dulu pelayanan di rumah sakit yang sudah ada. Dokter dan tenaga medis masih kurang, pelayanan pun belum maksimal. Jangan sampai nanti membangun rumah sakit baru, tapi yang ada sekarang saja belum tertangani dengan baik,” tutupnya. (gii/*)