kicknews.today – Komunitas Sanggar Anak Gunung (SAG) yang berlokasi di Dusun Lokok Gitak, Gondang, Kabupaten Lombok Utara (KLU), menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional. SAG terpilih sebagai satu-satunya penerima hibah Program Penguatan Komunitas Sastra dari Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) RI tahun 2025.
Keberhasilan ini menjadi tonggak penting bagi perkembangan sastra dan budaya di Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya di Lombok Utara. Dari 120 komunitas sastra yang lolos seleksi nasional, SAG menjadi satu-satunya yang berhak menerima hibah melalui Direktorat Jenderal Pengembangan, Pembinaan, dan Pemanfaatan Kebudayaan.

“Kami mencoba untuk terus bergerak meski dalam keterbatasan. Terpilihnya SAG dalam program ini kemungkinan karena posisi kita sebagai komunitas yang sedang berkembang dan berada di daerah 3T (terdepan, terpencil, tertinggal),” ungkap pendiri Sanggar Anak Gunung, De Galih Mulyadi, Kamis (11/09/2025).
Didirikan sejak 2017 dan berawal dari Desa Selelos, SAG konsisten menyalakan semangat literasi di pedesaan meski tidak begitu populer di masyarakat luas. Komunitas ini rutin menggelar kegiatan seperti pementasan teater, diskusi buku, hingga program “Batur” (Baca Tutur) yang menyasar anak-anak desa.
Sebagai tindak lanjut dari program hibah Kemenbud RI, SAG kini tengah menggelar rangkaian Mimbar Buku selama tiga hari. Agenda dimulai dengan diskusi dan bedah buku Tuhan Padi karya Kiki Sulistyo, dibedah oleh penulis Lamuh Syamsuar dan dimoderatori oleh Yusran Hadi.
Dilanjutkan dengan lokakarya penulisan bertema Aku dan Kampungku bersama tiga penulis kenamaan NTB: Kiki Sulistyo, Lamuh Syamsuar, dan Arianto Adi Purwanto. Rangkaian ditutup dengan bedah buku Iblis Tanah Suci karya Arianto Adi Purwanto, yang akan dibedah oleh Eko Wahono dengan moderator Saskia Septina D.
Tak berhenti di situ, SAG juga tengah mempersiapkan Festival Sastra yang rencananya digelar Oktober mendatang dengan dukungan Badan Bahasa Nasional RI.
“Kami berharap teman-teman semua bisa ikut terlibat, sehingga festival ini berjalan sukses dan sastra di Lombok Utara semakin maju,” tutup De Galih.
Dengan prestasi ini, De Galih menegaskan bahwa SAG tidak hanya membawa nama Lombok Utara di level nasional, tetapi juga membuktikan bahwa semangat literasi mampu tumbuh dan berkembang meski dari daerah 3T. (gii)