kicknews.today – Kabupaten Lombok Utara (KLU) kini resmi mencatat sejarah baru dengan hadirnya Pusat Observasi Bulan (POB) pertama di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Pembangunan POB ini ditandai dengan prosesi peletakan batu pertama yang berlangsung di Dusun Onggong, Desa Teniga, Kecamatan Tanjung, beberapa waktu lalu.
Wakil Bupati Lombok Utara, Kusmalahadi Syamsuri menyatakan pembangunan POB akan memberi dampak positif bagi masyarakat, baik dari sisi keagamaan maupun pengembangan daerah. Menara setinggi 30 meter akan menjadi ikon utama POB, sekaligus fasilitas modern untuk pemantauan hilal.

“Alhamdulillah, KLU terpilih sebagai tempat pembangunan POB, satu-satunya di Bali-Nusra. Semoga keberadaannya bisa dimanfaatkan dan dijaga dengan baik,” ungkapnya.
Selain POB, Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi NTB juga membangun Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Gangga. Kolaborasi ini diharapkan memperkuat layanan keagamaan dan mendukung pembangunan daerah.
“Terimakasih kepada Kemenag yang sudah mempercayakan KLU. Dengan adanya POB dan KUA, pelayanan masyarakat tentu akan lebih maksimal,” katanya.
Kepala Kanwil Kemenag NTB, Zamroni Aziz mengungkapkan KLU dipilih karena memiliki potensi luar biasa dibanding kandidat lain seperti Kota Mataram dan Lombok Barat. Menurutnya, POB tidak hanya digunakan untuk observasi hilal, tetapi juga akan berfungsi sebagai pusat informasi, edukasi, sekaligus destinasi wisata religi.
“POB akan membantu penentuan awal bulan hijriah, waktu salat, dan hari raya. Selain itu, keberadaannya juga diharapkan meningkatkan citra Lombok Utara dan NTB secara nasional,” jelasnya.
Zamroni menambahkan, pembangunan layanan keagamaan terus digenjot, termasuk KUA di Lombok Utara. Targetnya, seluruh gedung pelayanan bisa rampung pada 2026–2027.
“Kami siap bersinergi dengan semua pemangku kepentingan untuk meningkatkan kualitas layanan keagamaan,” ujarnya.
Ketua Panitia Pembangunan, Suparlan menjelaskan POB dibangun di atas lahan 1.000 m² dengan luas bangunan 165 m², sementara KUA di Gangga menempati lahan 1.000 m² dengan luas bangunan 200,4 m². Anggaran POB mencapai Rp1,2 miliar yang bersumber dari Kanwil Kemenag NTB, sedangkan pembangunan KUA menggunakan dana SBSN sebesar lebih dari Rp1,4 miliar.
“Pembangunan ini didasarkan pada DIPA Kanwil Kemenag NTB 2025, dengan tujuan meningkatkan akses dan kualitas layanan keagamaan. Terima kasih atas dukungan semua pihak,” pungkasnya.
Dikatakan Suparlan, dengan hadirnya POB pertama di Bali-Nusra ini, Lombok Utara tidak hanya menjadi pusat observasi bulan, tetapi juga berpotensi tumbuh sebagai destinasi edukasi dan wisata religi baru di Indonesia timur. (gii-bii)