kicknews.today – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhammad Iqbal menegaskan komitmen kuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB dalam mendukung pengusaha lokal agar menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi daerah.
Dalam pernyataannya di Pendopo Gubernur, Minggu (03/07/2025), Iqbal menyatakan bahwa jika investor dari luar bisa disambut dengan karpet merah, maka pengusaha lokal justru pantas mendapat “karpet yang lebih merah”.
“Kalau kita bisa menggelar karpet merah untuk pengusaha luar, harusnya kita menggelar karpet yang lebih merah lagi untuk pengusaha lokal,” tegas Gubernur Iqbal.

Gubernur menilai pengusaha lokal selama ini belum mendapatkan porsi perhatian dan dukungan yang seharusnya. Padahal, potensi mereka sangat besar untuk menembus level nasional sebagaimana yang dilakukan para pengusaha daerah lain seperti di Sulawesi Selatan dengan lahirnya grup besar seperti Bosowa.
Iqbal menyebut beberapa proyek infrastruktur strategis di NTB bahkan telah dikerjakan oleh kontraktor lokal dengan kualitas nasional, menunjukkan bahwa kapasitas pengusaha lokal sebenarnya sudah siap naik kelas.
Lebih lanjut, Gubernur Iqbal menegaskan bahwa dukungan kepada pengusaha lokal tak akan sebatas wacana. Ia telah melakukan komunikasi personal dengan sejumlah pelaku usaha NTB dan menyatakan akan memfasilitasi penuh keterlibatan mereka, mulai dari sisi regulasi, peluang kolaborasi hingga pemberian insentif.
“Saya bukan hanya berbicara sebagai gubernur, tapi secara pribadi, saya berkomitmen melakukan yang terbaik untuk mendukung mereka. Kalau investor asing dan nasional kita beri insentif, masa pengusaha lokal tidak?” tanya dia balik.
Sebagai langkah awal, Pemprov NTB tengah mengumpulkan data para wajib pajak terbesar melalui Kantor Pajak setempat. Data ini akan menjadi basis untuk mengundang pengusaha lokal dalam forum dialog guna menggali kebutuhan serta bentuk insentif yang benar-benar relevan.
Menurut Gubernur Iqbal, keunggulan pengusaha lokal bukan hanya pada kapasitas bisnis, tetapi juga pemahaman mendalam mereka terhadap anatomi perekonomian daerah. Mereka dinilai mampu merespons kebutuhan masyarakat dan membangun ekosistem usaha yang inklusif, merangkul lintas sektor dan komunitas.
Namun demikian, ia juga menyoroti realitas bahwa banyak pengusaha lokal tidak terlihat karena tidak bersinggungan langsung dengan proyek pemerintah. Padahal, sektor-sektor seperti pertanian, perikanan, hingga peternakan justru menyimpan potensi besar yang dikelola mandiri oleh pelaku usaha lokal.
“Kita seringkali hanya kenal pengusaha yang dekat dengan proyek pemerintah. Padahal banyak pelaku usaha lain yang berjalan secara mandiri dan sangat berpotensi,” katanya.
Gubernur menegaskan bahwa pemerintah bukan pelaku utama ekonomi, tetapi berperan sebagai orkestrator yang menyelaraskan peran antar pelaku, memperjuangkan regulasi, serta menyediakan insentif yang dibutuhkan.
“Kalau insentifnya menjadi kewenangan pusat, ya kita bantu urus ke sana. Tapi kalau itu kewenangan kita, maka kita akan langsung eksekusi,” tutupnya.
Dalam waktu dekat, Pemerintah Provinsi NTB berencana menggelar forum khusus bersama pengusaha lokal untuk merumuskan langkah konkret dan skema insentif yang dibutuhkan. Forum ini diharapkan menjadi ruang dialog terbuka yang memperkuat peran pengusaha lokal sebagai penggerak utama pembangunan ekonomi NTB. (gii-bii)