kicknews.today – Pengerjaan proyek fisik pembangunan fasilitas mitigasi bencana di wilayah Dusun Gili Air, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara (KLU) ditargetkan tuntas akhir Desember 2024. Pengerjaan sudah dilakukan sejak 26 Agustus 2024 lalu dan saat ini masih terus berlanjut, dengan pengerjaan item berupa pemasangan talud penahan ombak dalam rangka menangani abrasi. Dengan konsep pembuatan beton elsev dan batu bolder di sisi luar dan dalam disamping itu dapat membentuk badan jalan.
”Pengerjaan mitigasi sudah 75 persen. Targetnya selesai sampai 27 Desember sesuai dengan dokumennya. Mudah mudah bisa sesuai dengan harapan kita. Karena melihat kondisi cuaca ini sudah mulai ekstrem,” ujar Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) KLU, Denda Dewi Tresni Budi Astuti, Rabu (20/11/2024).
Progres pengerjaan yang sudah 75 persen hingga pertengahan November ini dinilai cukup bagus. Sementara sisa 25 persen akan dikerjakan dengan sisa waktu satu setengah bulan. Pihaknya optimis bisa mencapai target penyelesaiannya. Meskipun sempat ada keterlambatan karena beberapa alat berat yang belum datang di awal pengerjaan.
“Alhamdulillah sudah bisa mengejar progres. Kalau saya lihat, kendalanya sekarang hanya cuaca saja. Soalnya air ini memang pasang surut, kalau yang abrasi ini agak riskan. Apalagi yang di gili air, tapi sudah ada solusi dari teman-teman,” terangnya.
Dikatakan Denda Dewi, pembangunan berupa talud dengan panjang sekitar 145 meter ini merupakan anggaran yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 6,1 miliar lebih. Selain itu, ada juga untuk TPS (tempat pembuangan sampah), kemudian untuk pengadaan kendaraan roda 3 sebagai pengangkut sampah dan penataan untuk lampu taman dan jalur mitigasi.
“Untuk mitigasi ini memang tidak akan bisa kelihatan anggarannya, mau Rp 2 miliar atau Rp 3 miliar bahkan Rp 7 miliar. Karena disana ada biaya angkut dan lain lainnya,” jelasnya.
Disisi lain, proyek pengerjaan mitigasi bencana ini tidak hanya di wilayah Gili Air saja, namun di Gili Meno juga. Tetapi untuk di Gili Meno untuk mitigasinya melalui pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) yang akan masuk di tahun depan. Saat ini pihaknya masih menunggu informasi tersebut.
“Mudah-mudah tahun depan sudah ada, kalau info dari BWS anggarannya sekitar Rp 30 miliar yang masuk. Mudah-mudahan itu bisa, kembali lagi kita sama-sama menunggu kebijakan dari Kementerian untuk yang di Meno,” tutupnya. (gii)