Oleh: Marweli Yusuf
Membangun kemandirian melalui kewirausahaan merupakan langkah penting bagi kader HMI yang ingin memperkuat dampak sosial mereka. Seringkali, kader HMI menghadapi keterbatasan sumber daya, dan kewirausahaan bisa menjadi solusi efektif. Pertama, kewirausahaan memungkinkan kader menciptakan solusi inovatif yang tidak hanya memenuhi kebutuhan masyarakat, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan. Kedua, kewirausahaan dapat meningkatkan posisi tawar aktivis. Dengan memiliki usaha yang mapan, kader lebih leluasa berinteraksi dengan pemangku kepentingan, termasuk pemerintah. Melalui kewirausahaan, kader juga membuka peluang kolaborasi yang lebih luas dalam berbagai program.
Ketiga, kemandirian finansial membantu kader menjaga integritas tanpa harus bergantung pada pihak lain, sehingga mereka bisa fokus mengadvokasi isu-isu penting tanpa khawatir kehilangan dukungan finansial.
Namun, untuk mencapai hal tersebut, kader HMI harus memiliki keterampilan bisnis yang memadai. Salah satu materi penting yang disampaikan dalam forum Advance Training (LK III) oleh M. Firaldi Akbar, Ketua Umum HIPMI Kota Cimahi, adalah tentang “How to Build an Entrepreneurial Environment in Modern Activism.” Dalam pandangannya, seorang kader HMI yang paham peran dan fungsinya dalam organisasi harus memiliki keseimbangan antara kegiatan organisasi dan kehidupan pribadi, serta merencanakan tindak lanjut setelah masa ber-HMI.
Langkah progresif ini mendorong kesadaran bahwa berorganisasi perlu diimbangi dengan hal-hal yang realistis. Pemateri menggunakan Piramida Maslow untuk menjelaskan kebutuhan manusia yang kompleks, mulai dari kebutuhan dasar seperti fisiologis dan keamanan, hingga kebutuhan yang lebih tinggi seperti cinta, penghargaan, dan aktualisasi diri. Dalam konteks ini, membekali kader dengan keterampilan kewirausahaan bukan hanya membantu mereka memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga mengarahkan mereka menuju pengembangan diri yang lebih tinggi.
1. Pemberdayaan Ekonomi
Salah satu alasan utama mendorong kewirausahaan di kalangan kader adalah untuk memberdayakan mereka secara ekonomi. Ketika kader memiliki kemampuan menciptakan pendapatan sendiri, mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan kesehatan. Ini memberi rasa aman, sehingga mereka dapat lebih fokus pada aktivitas sosial dan politik. Kemandirian ekonomi menciptakan fondasi kokoh bagi kader untuk berkontribusi lebih besar pada masyarakat.
2. Kemandirian dan Kepercayaan Diri
Kader perlu belajar membentuk “harga diri”, yaitu bagaimana memposisikan diri dalam kehidupan pribadi, kelompok, dan organisasi. Kemandirian finansial yang diperoleh dari usaha yang sukses akan meningkatkan rasa percaya diri kader.
3. Pengembangan Keterampilan
Proses kewirausahaan melibatkan berbagai keterampilan penting, seperti manajemen waktu, pemasaran, keuangan, dan negosiasi. Keterampilan ini tidak hanya berguna dalam dunia bisnis, tetapi juga dapat diterapkan dalam aktivitas sosial dan organisasi.
4. Inovasi dan Kreativitas
Kewirausahaan mendorong kader berpikir kreatif dan inovatif. Dalam dunia bisnis, kita dihadapkan pada tantangan yang memerlukan solusi baru. Oleh karena itu, dengan berpikir inovatif dalam bisnis, kader akan lebih mudah menghadapi tantangan sosial yang kompleks.
5. Keterhubungan Sosial
Membangun usaha juga membantu kader menjalin jaringan sosial. Dalam bisnis, networking adalah kunci sukses. Kader yang terlibat dalam kewirausahaan akan berinteraksi dengan pelaku usaha lain, lembaga pemerintah, dan organisasi non-pemerintah. Keterhubungan ini memperluas jaringan dan membuka peluang kolaborasi dalam proyek-proyek sosial. Dengan demikian, kemandirian ekonomi tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga memperkuat jaringan sosial di sekitarnya.
Kesimpulan
Membangun kemandirian kader melalui strategi kewirausahaan adalah langkah efektif untuk mencapai tujuan aktivisme yang lebih luas. Dengan memenuhi kebutuhan dasar, meningkatkan kepercayaan diri, dan mengembangkan keterampilan, kader dapat berperan aktif dalam perubahan sosial yang berkelanjutan. Pendekatan ini tidak hanya menguntungkan individu, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk terus mendukung dan mengembangkan program-program yang memfasilitasi kewirausahaan di kalangan kader aktivis.
Namun, dalam mengejar kesuksesan berbisnis, kader tidak boleh melupakan hal-hal penting dalam kehidupan, seperti melibatkan Tuhan, menjaga kesehatan, mencintai keluarga, kecakapan finansial, karir, dan kehidupan sosial. Semua ini adalah dasar untuk menjadi manusia yang bangkit, maju, dan bermartabat.