kicknews.today – Para pedagang di pasar Tanjung mengeluhkan adanya pasar malam atau Pasar Selaq yang berada di area belakang pasar. Pasalnya, kehadiran pedagang Pasar Selaq tersebut mengakibatkan sepinya pembeli dan meninggalkan banyak sampah.
Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Lombok Utara (KLU) dalam hal ini Bidang Perdagangan pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) mengusulkan pembangunan di area belakang pasar.
”Untuk menyiasati hal tersebut kami usulkan pembangunan di area belakang pasar. Itu salah satu upaya agar tidak ada pasar malam di area itu,” terangnya Kabid Perdagangan pada Diskoperindag, Harianto, Jumat (27/09/2024).
Untuk melakukan penertiban Pasar Selaq tersebut, saat ini pihaknya sedang cari informasi. Kemudian mengambil langkah yang tepat seperti apa.
”Selama ini persepsi orang kan pasar Tanjung ini adalah pasar induk yang beroperasi 24 jam. Tapi begitu kita sesuaikan pasar Tanjung ini hanya pasar biasa,” jelasnya.
”Kenapa dikatakan pasar biasa? Karena sebagian besar pedagangnya bukan grosiran, melainkan eceran. Kemudian mata dagangnya tidak dominan dan juga para pedagang tidak melakukan suplai untuk pasar sekitarnya,” lanjutnya.
Dikatakan Harianto, para pedagang berharap agar kondisi pasar Tanjung bisa kembali seperti sebelum gempa 2018, tidak seperti sekarang dan ditambah dengan adanya Pasar Selaq. Maka dari itu, pihaknya mencoba untuk mengembalikan pasar Tanjung menjadi pasar biasa dengan pengaturan jam operasionalnya.
”Selain banyak keluhan dari pedagang, keberadaan Pasar Selaq ini juga sama sekali tidak ada kontribusi untuk PAD (pendapatan asli daerah), hanya menyumbang sampah saja,” katanya.
Diterangkan bahwa pasar Tanjung setiap hari di sapu pada sore hari oleh petugas. Namun pada pagi harinya sudah kotor lagi dengan sampah.
”Makanya kita siasati dengan pembangunan pasar, agar tidak ada Pasar Selaq ini,” ujarnya.
Dengan diusulkannya pembangunan di area belakang pasar, maka akan di optimalkan dan difokuskan pemanfaatannya untuk los basah yang ada meja beton. Agar pedagang daging dapat menggunakannya.
Pihaknya juga akan meninggikan dasarnya sebanyak dua undakan (anak tangga, Red). Dengan harapan dengan cara seperti itu operasional pasar bisa lebih optimal. Usulan pembangunan ini, dengan perencanaan anggaran sebesar Rp 130 juta. Sehingga pembangunannya terbatas dan belum bisa sampai pada renovasi penuh.
”Sudah ada gren desainnya. Cuma karena saat ini kemampuan keuangan daerah belum bisa, jadi kita sentuh mana yang bisa kita sentuh dulu. Kalau dari master plant yang sudah disusun itu berkisar Rp 36 miliar. Itu pembangunan dari depan sampai belakang dan itu nantinya akan bertingkat,” tutupnya. (gii)