kicknews.today – Harga jagung kering di Kabupaten Bima anjlok. Dari harga Rp8.000 per kilogram kini jadi Rp4.525 per kilogram. Anjloknya harga jagung itu dikeluhkan petani.
“Harganya tak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Sementara pengeluaran kami banyak untuk beli bibit, pupuk, obat-obatan, biaya garap lahan dan gaji buruh,” kata petani jagung di Desa Wadukopa Kecamatan Soromandi, M Tohir, Selasa (2/4/2024).
Ia mengaku heran dengan harga jagung saat ini. Baru saja mulai panen, sudah dibuka dengan star harga murah tanpa memikirkan lelahnya petani berjibaku menggarap lahan jagung.
“Saat ini saja sudah murah. Bagaimana ketika sudah masuk puncak panen raya nanti, mungkin harganya akan terus turun,” katanya.
Tohir berharap peran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima menaikan harga komoditas unggulan NTB tersebut. Jika gak perjuangkan lebih banyak hingga Rp5 ribu per kilogram, paling tidak memastikan harga saat ini bertahan hingga akhir panen Agustus 2024 nanti.
“Semoga harganya dapat dinaikan hingga Rp5 ribu per kilogram,” harap dia.
Senada juga disampaikan Anwar, salah satu petani di Kecamatan Wawo Kabupaten Bima. Harga jagung kering untuk kadar air 17 persen biasa dibeli oleh para pedagang Rp4.525 hingga 4.600 per kilogram.
Kondisi harga ini bertahan mulai dari awal para pedagang membeli jagung sekitar 2 pekan lalu di wilayah setempat. Sama sekali tidak merangkak naik, malah Informasi yang beredar di masyarakat saat ini harga jagung justru akan semakin anjlok.
“Gak ada naik-naiknya. Malah informasinya sekarang harga jagung akan terus turun,” katanya.
Sementara itu, Isnaini Humas PT Sentosa Utama Lestari (SUL) salah satu perusahaan yang membeli jagung di Bima mengatakan harga jagung saat ini memang turun. Hal itu disebabkan adanya panen raya di sejumlah daerah di Jawa Timur.
“Kemudian juga akibat impor jagung yang dilakukan pemerintah. Jadi otomatis berpengaruh dengan harga jagung di Bima dan umumnya di NTB,” katanya saat dikonfirmasi Selasa (2/4/2024).
Dengan kondisi saat ini, perusahaan setempat hanya berani mengambil jagung di petani dengan harga Rp4.525 per kilogram untuk kadar air 17 persen. Sementara di atas persentase kadar air itu, harga lebih murah.
“Kami beraninya ambil jagung kering sampai kadar air 35 persen, sesuai dengan kemampuan mesin yang ada,” jelasnya.
Menurut Isnaini, pada tahun 2024 ini sudah sekitar 3 pekan terakhir pihaknya mulai membeli jagung. Yang baru terkumpul hingga sekarang sekitar 400 hingga 500 ton.
“Sekarang masih landai. Biasa baru ramai saat puncak panen raya nanti,” pungkasnya. (jr)