Curah hujan berkurang, warga NTB diminta waspada bencana hidrometeorologi

kicknews.today – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan potensi hujan di Nusa Tenggara Barat mulai berkurang. Tapi, masyarakat diimbau tetap waspada akan adanya potensi terjadinya bencana 

hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor dan angin puting beliung.

“Periode peralihan musim hujan menuju musim kemarau sedang berlangsung di NTB saat ini, jadi masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem,” harap Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat, Suci Agustiarini, Senin (1/5).

BMKG juga mengingatkan, masih adanya potensi hujan di sebagian wilayah NTB dapat dimanfaatkan dengan melakukan kegiatan panen air melalui pengisian embung, waduk, sumur guna menghadapi musim kemarau.

Pada kondisi terkini, curah hujan di wilayah NTB pada dasarian III April 2023 umumnya dalam kategori Rendah (0 – 50 mm/das) yang terjadi hampir di seluruh wilayah NTB. Kecuali wilayah Lombok Barat bagian utara, sebagian besar Lombok Tengah, dan Lombok Utara bagian barat yang mengalami hujan dengan kategori Menengah (51 – 150 mm/das) hingga tinggi (151 – 200 mm/das). 

Curah Hujan tertinggi kata Suci, tercatat terjadi di Pos Hujan Darek, Kabupaten Lombok Tengah sebesar 183 mm/dasarian. Sifat hujan pada dasarian III April 2023 di wilayah NTB bervariasi dari Bawah Normal (BN) yaitu, di wilayah bagian timur Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok hingga Atas Normal (AN) di bagian barat Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa .

“Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) provinsi NTB secara umum berada pada kategori ‘Pendek’ (6 – 10 hari) hingga masih ada hujan pada saat updating data. HTH terpanjang tercatat di pos hujan Perigi Kabupaten Lombok Timur selama 25 hari,” jelasnya.

Pada dasarian I Mei 2023 (tanggal 1 sampai 10 Mei) diprakirakan Curah Hujan <20 mm/dasarian akan mendominasi wilayah NTB dengan probabilitas 50 – 100 persen. Khususnya di wilayah Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah bagian Selatan, Kabupaten Sumbawa bagian Timur, Dompu, Kota Bima, dan Bima bagian Timur. 

Namun masih terdapat juga Peluang Curah Hujan dengan intensitas 50 – 100 mm/dasarian yang diperkirakan terjadi di sebagian wilayah Lombok Barat bagian utara, Lombok Tengah Bagian Utara, Sumbawa Barat, sebagian Kabupaten Sumbawa bagian barat, dan Bima bagian Utara dengan probabilitas 10 – 40 persen. 

Sementara, update kondisi dinamika atmosfer terakhir menunjukkan Indeks ENSO masih berada pada kondisi Netral (indeks ENSO : 0.092) yang sudah berlangsung selama empat dasarian terakhir. BMKG memprediksi ENSO akan tetap Netral setidaknya hingga pertengahan tahun 2023. Indeks IOD pada dasarian terakhir menunjukkan kondisi IOD netral (+0.165), diprakirakan kondisi IOD akan tetap Netral hingga Oktober 2023. 

Aliran massa udara wilayah Indonesia umumnya masih didominasi oleh angin baratan terutama di wilayah Indonesia bagian barat dan utara. Kemudian, angin timuran diprakirakan mulai mendominasi wilayah Indonesia khususnya Indonesia bagian selatan pada Bulan Mei 2023.

Pergerakan MJO saat ini terpantau tidak aktif di wilayah Indonesia (fase 2) yang diperkirakan akan aktif (fase 4 dan 5) pada awal hingga Mei 2023. Dimana hal tersebut berpotensi meningkatkan aktivitas konvektif di sebagian wilayah Indonesia. Prediksi anomali OLR secara spasial di wilayah NTB saat ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas konvektif yang kemudian diprediksi berkurang pada awal hingga pertengahan Mei 2023. 

“Rata-rata anomali Suhu Muka Laut (SST) sekitar wilayah NTB saat ini lebih dingin dibandingkan klimatologisnya (-0.1 sampai -0.5) yang diprakirakan akan menuju netral menuju hangat hingga September 2023,” pungkasnya. (jr)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI