kicknews.today – Jalur bypass bandara penghubung Kota Mataran dan Lombok Barat, tepatnya di terowongan wilayah perbatasan Desa Bajur dan Terong Tawah Kecamatan Labuapi jadi langganan banjir. Genangan ini hamper terjadi tiap tahun dan dikeluhkan pengguna jalan.
Banjir tersebut terjadi karena banyaknya sampah dan bangunan perumahan di kawasan tersebut. Sehingga saluran air tidak berfungsi maksimal.
Ketua KNPI Lombok Barat Mursidin mengatakan, masalah klasik banjir di terowongan bypass tak kunjung ditangani secara serius. Pasalnya, kondisi ini hampir terjadi setiap tahun.
“Apakah persoalan ini dibiarkan tanpa solusi dari pemerintah,” tegas Mursidin, Sabtu (25/3).
Ia menduga beberapa pemicu banjir itu, tak lepas dari pembangunan saluran yang buruk tanpa perhitungan elevasi serta ukuran gorong-gorong yang tak mampu menampung air sehingga meluber ke jalan. Bahkan, menurut dia pengaruh maraknya pembangunan perumahan (BTN) diduga menutupi saluran di daerah itu.
“Sampai kapan kondisi ini terus dibiarkan,” katanya.
Saluran itu menjadi muara dari beberapa saluran yang dibuang melalui underpass di terowongan bypass tersebut. Sementara saluran di terowongan tak memadai untuk menampung air, sehingga air meluber ke jalan tiap kali hujan.
Dampaknya, tidak saja merugikan pengendara namun juga dirasakan oleh pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar lokasi terowongan. Belum lagi di daerah itu ada pemukiman warga yang terdampak, sehingga dikhawatirkan timbul penyakit akibat genangan air.
Disatu sisi jalur nasional itu menjadi wajah daerah yang dilalui oleh banyak pengendara, lebih-lebih pada saat event nasional maupun internasional. Seperti WSBK dan MotoGP. Seharusnya, jalur nasional itu, bersih dari kendala namun malah menjadi langganan banjir.
“Kami akan bersurat ke Dinas PU Provinsi dan kabupaten serta Balai Jalan Nasional agar jalan ini bisa ditangani, karena ini desakan masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Dinas PUTR Lombok Barat sudah beberapa kali menyampaikan persoalan ini ke Balai Jalan dan provinsi, namun belum membuahkan hasil.
“Kami terus koordinasikan dengan provinsi dan balai jalan,” kata kadis PUTR Made Arthadana belum lama ini. (ys)