kicknews.today – Memperingati hari kebersihan di dunia (World Clean-up Day), DLHPKP KLU melakukan pembersihan sampah di destinasi wisata Pantai Sira Sigar Penjalin Kecamatan Tanjung, kemarin (21/9). Aksi ini juga melibatkan sejumlah pemerhati lingkungan dan warga desa setempat.
Kepala Dinas LHPKP Lombok Utara Zaldy Rahardian menuturkan, aksi itu merupakan bentuk dukungan terhadap program zero waste Pemprop NTB. Sebab sejauh ini program tersebut belum menunjukkan hasil yang signifikan. Itu juga dipengaruhi kurangnya kesadaran dan kepedulian pada program ini.
“Di NTB sendiri volume sampah itu tercatat sebanyak 3.338 ton. Yang berhasil di kumpulkan dan masuk ke TPA hanya 651 ton. Sedangkan yang berhasil di daur ulang itu hanya 51 ton. Itu artinya sekitar 80 persen sampah di NTB itu belum bisa ditangani,” jelasnya usai bersih-bersih pantai.
“Makanya selain melibatkan Kecamatan dan Desa, juga para pemerhati lingkungan KLU,” sambungnya.
Pihaknya tidak menampik terkait persoalan sampah yang masih menjadi perhatian utama Pemda KLU. Meningkatkan kesadaran masyarakat diakui dia masih cukup sulit hingga saat ini. Hal itu terlihat mulai dari pintu masuk KLU (Pusuk,red) sudah ada tumpukan sampah di pinggir jalan. DLHPKP sebagai penanggungjawab cukup kewalahan, lantaran kurangnya tingkat kesadaran masyarakat tersebut.
“Sudah beberapa kali kami dari dinas LH membersihkan, namun sampah tetap saja di tumpuk di sana. Kalau pintu masuk saja seperti itu bagaimana kita ingin menjual pariwisata di KLU ini,” ungkapnya.
Kata Zaldy, KLU ini merupakan kabupaten yang memang fokus PAD dominan bersumber dari Pariwisata. Jika sampah-sampah saja berserakan, menimbulkan bau, dan tidak enak dilihat, lalu bagaimana ingin mendatangkan wisatawan dari luar.
“Untuk itu kami coba mulai hari ini. Alhamdulilah ada sekitar 20 komunitas lingkungan yang sudah kami bentuk pada 2019. Kita harapkan mereka bisa membangkitkan semangat masyarakat untuk peduli akan lingkungan,” pungkasnya.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas Dewe Purwe mengatakan, kegiatan World Clean up day ini rutin dilakukan sekali setahun. Jika sebelumnya dilakukan pembersihan sampah di sungai-sungai, kini dilakukan di pantai.
“Ini juga bagian dai zero waste. Sampah yang berhasil dibersihkan sebanyak setengah damtruk. Jarak tempuhnya 1,5 kilometer. Kita perioritas sampah plastik,” tutupnya.(iko)