kicknews.today – Beberapa daerah di kabupaten di Lombok Timur mengalami kelangkaan pupuk, seperti yang dialami pada petani di kawasan Kecamatan Jerowaru, Desa Wakan sampai saat ini. Padahal kini telah tiba waktu musim pemupukan untuk tanaman padi.
Semua petani merasa takut dengan hal itu, Hingga banyak petani yang menyerahkan uang lebih dahulu ke pengecer untuk penebusan pupuk agar mereka mendapatkan jatah penebusan di pengecer, padahal semua petani yang ada di kawasan desa Wakan sudah mempunyai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) masing-masing atau jatah penebusan pupuk per-individu.

“Kata pengecer, kita harus menyerahkan uang terlebih dahulu baru pupuk bisa datang, dan kita menunggu giliran baru bisa dapat pupuk. Karena sebelum pupuk datang kita harus menebus 1 bulan sebelum datangnya pupuk,” Ucap Cismi Iskandar salah satu ketua klompok tani Desa Wakan, Selasa (11/1).
Dia mengaku sangat menyesali situasi seperti ini. Terutama pada oknum pengecer di mana saat pupuk dibutuhkan tetapi kelangkaan justru terjadi.
“Saya sebagai ketua kelompok mewakili anggota saya, sangat menyayang kelakuan pengecer yang seperti ini,” Jelasnya
Dengan kelangkaan pupuk saat ini dapat mengakibatkan petani-petani akan merugi khusunya bagi petani jagung yang sudah waktunya untuk memupuk jagung. Tetapi sampai sekarang belum bisa mendapatkan pupuk untuk dipakai.
“Salah satu anggota saya dari petani jagung sangat hawatir dengan kelangkaan pupuk. Karena ini dapat menyebabkan gagalnya panen,” Imbuhnya
Sementara itu, Abdul Wahid Selaku yang juga petani mengaku kecewa dengan kenaikan harga penebusan. Dari harga yang semula Pupuk urea seharga 225 ribu per-kwintal sesuai yang ditentukan pemerintah, tapi kenyataannya harga penebusan di pengejer mencapai 270 ribu per-kwintal.
Meski begitu, kenaikan harga tidak terlalu dipersoalkan ketersediaan pupuk tetap ada.
“Kalau masalah harga saya tidak keberatan yang penting ada ketersediaan pupuk yang akan kita tebus,” terangnya
Ia berharap agar penyaluran pupuk khususnya lebih cepat saat ini karena para petani khawatir gagal panen.
“Kita sebagai petani mengharapkan kepada pemerintah supaya jangan mempersulit petani untuk penyaluran pupuk pada petani, karena nyawa kita di petani adalah pupuk. Gagalnya kita sebagai petani dapat diakibatkan karena tidak adanya pupuk,” tutupnya. (ef)