Man-eater crocodile ‘buaya pemakan manusia’, kenali jenis buaya air asin yang tampak di pantai Lombok Timur

man eater crocodile

kicknews.today – Masyarakat di Lombok, Nusa Tenggara Barat baru-baru ini dihebohkan dengan video yang tersebar di media sosial tentang penampakan buaya muara atau yang juga dikenal dengan buaya air asin (Saltwater crocodile) di beberapa pantai di wilayah Lombok Timur.

Menurut Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) NTB, pihaknya menerima beberapa laporan kemunculan buaya selama bulan Agustus 2021.

Di Pantai Labuhan Haji pada Jumat13 Agustus 2021 dilaporkan telah muncul buaya muara lalu sebanyak 4 kali di Desa Pemongkong, Desa Aik Dalam, Desa Labuhan Pandan dan di Desa Pringgabaya. 

BKSDA NTB pun meminta pemerintah Desa tersebut agar menghimbau masyarakatnya untuk berhati-hati saat beraktivitas di pantai.

Selain tahun ini, penampakan buaya air asin di Kabupaten Lombok Timur juga pernah dilaporkan pada Bulan Oktober 2019 di Teluk Ekas Desa Ekas Buana, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur dan pada Bulan Januari 2020 di Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur. 

Namun begitu, kemunculan buaya air asin tersebut tidak dilaporkan menimbulkan korban manusia.

Buaya air asin saat menyelam di laut

Man-eater crocodile

Buaya muara atau buaya bekatak (Crocodylus porosus) adalah jenis buaya terbesar di dunia. Dinamai demikian karena buaya ini hidup di sungai-sungai dan di dekat laut (muara).

Buaya ini juga dikenal dengan nama buaya air asin, buaya laut, dan nama-nama lokal lainnya. Dalam bahasa Inggris, dikenal dengan nama Saltwater crocodile, Indo-Australian crocodile, dan Man-eater crocodile. Nama umumnya, Man-eater = “pemakan manusia”, karena buaya ini terkenal pernah (dan sering) memangsa manusia atau babi dan hewan lain yang memasuki wilayahnya.

Buaya ini tersebar di seluruh perairan dataran rendah dan perairan pantai di daerah tropis Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Australia (Indo-Australia). Demikian wikipedia.

Panjang tubuh buaya ini (termasuk ekor) biasanya antara 4,5 sampai 5,5 meter, namun bisa mencapai lebih dari 6 meter. Bobotnya bisa mencapai lebih dari 1000 kg. Moncong spesies ini cukup lebar dan tidak punya sisik lebar pada tengkuknya.

Buaya muara dikenal sebagai buaya yang jauh lebih besar dari Buaya Nil (Crocodylus niloticus) dan Alligator Amerika (Alligator mississipiensis). Penyebaran buaya ini juga termasuk yang “terluas” di dunia.

Sedangkan habitat favorit untuk buaya ini adalah di perairan Indonesia dan Australia.

Buaya muara atau buaya air asin juga merupakan perenang yang sangat baik sehingga kadang buaya ini terlihat jauh di laut. Dikutip dari discoverwildlife.com, buaya ini bahkan bisa menempuh jarak di laut hingga sejauh 900 km.

Meski buaya ini bisa menghabiskan banyak waktunya di air asin, buaya jenis ini tetap tidak bisa disebut reptil laut seperti halnya kura-kura. Ini karena buaya ini tetap bergantung pada tanah untuk makanan dan air tawar.

Karena kemampuannya untuk hidup di lautan terbuka dalam jangka waktu yang lama, buaya air asin dapat menyeberangi hamparan laut yang luas untuk mencapai daerah baru. Maka tidak heran, populasi mereka tersebar luas di daerah-daerah lainnya seperti Kepulauan Pasifik, Fiji, dan Papua Nugini.

Migrasi musiman sering terjadi di antara buaya air asin. Ketika musim hujan, mereka biasanya menghabiskan waktunya di sungai dan rawa air tawar. Saat musim kemarau tiba, mereka pindah ke muara dan danau, kadang-kadang juga menjelajah ke laut. (red.)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI