7 fakta tentang Selat Lombok yang penting bagi Dunia, dilewati kapal asing dengan nilai Rp640 Triliun per Tahun

selat lombok
selat lombok

kicknews.today – Selat Lombok bukan hanya batas alami antara pulau Bali dan Lombok. Ia adalah jalur laut vital dunia, tempat bertemunya arus perdagangan internasional, keanekaragaman hayati global, dan sistem arus laut yang memengaruhi iklim bumi. Berikut 7 fakta mendalam yang membuat Selat Lombok sangat penting bagi dunia

1. Jalur Pelayaran Internasional: “Pintu Belakang” Indonesia

Menurut ejurnal.pip-semarang.ac.id, setiap hari, minimal 100 kapal dari berbagai negara melintasi Selat Lombok, termasuk kapal-kapal besar yang tidak bisa masuk ke Selat Malaka karena keterbatasan kedalaman. Selat ini masuk dalam ALKI II (Alur Laut Kepulauan Indonesia) dan menjadi rute alternatif strategis dunia, terutama bagi kapal-kapal barang dari Australia, Indonesia bagian timur, hingga Jepang dan Korea Selatan.

Karena fungsinya yang vital tapi kurang ramai dibanding Selat Malaka, Selat Lombok dijuluki sebagai “pintu belakang Indonesia” dalam jalur logistik internasional.

2. Kapal Asing Angkut Barang Rp640 Triliun per Tahun

Mengutip Jurnal Bakorkamla (2020) dan riset Kementerian Perhubungan, sekitar 3.900 kapal asing melintasi Selat Lombok setiap tahun. Kapal-kapal ini mengangkut lebih dari 140 juta ton barang bernilai total USD 40 miliar (sekitar Rp640 triliun).

Muatan tersebut meliputi gas alam cair (LNG), minyak mentah, batu bara, hingga kontainer industri. Selat ini menjadi arteri penting perdagangan global antara Pasifik dan Samudra Hindia.

3. Pengatur Iklim Dunia Lewat Arus Laut Dalam

Berdasarkan riset Indonesian Throughflow (ITF) oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan LIPI, Selat Lombok menjadi salah satu jalur utama arus laut yang mengalir dari Pasifik ke Hindia. Arus ini menyumbang sekitar 2,6 hingga 10,7 Sverdrup — satuan arus laut besar — yang sangat memengaruhi suhu laut, curah hujan, dan sirkulasi termohalin dunia.

Singkatnya, suhu lautan dan musim tanam di banyak negara sangat dipengaruhi oleh stabilitas arus laut yang mengalir lewat Selat Lombok.

4. Lebih Dalam dari Selat Malaka dan Sudah Punya Jalur Aman TSS

Dengan kedalaman mencapai lebih dari 250 meter, Selat Lombok jauh lebih dalam daripada Selat Malaka (yang rata-rata 25–50 meter). Karena lalu lintas padat dan risiko tabrakan meningkat, pada 1 Juli 2020, Indonesia mulai menerapkan Traffic Separation Scheme (TSS) di Selat Lombok, berdasarkan keputusan International Maritime Organization (IMO) pada 2019.

TSS adalah sistem jalur pelayaran dua arah (kanan-kiri) yang sudah digunakan di selat-selat penting dunia, seperti Channel Inggris dan Selat Hormuz.

5. Penyumbang Emisi Karbon tapi Berpotensi Jadi Energi Bersih

Menurut data dari Marine Spatial Planning & Environmental Management for ALKI II (2023), lalu lintas pelayaran di ALKI II (termasuk Selat Lombok) menghasilkan lebih dari 3 juta ton karbon dioksida (CO₂) per tahun. Meski demikian, Selat ini juga punya arus kuat dan stabil, yang membuatnya cocok untuk dikembangkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL).

Dengan inovasi teknologi, Selat Lombok bisa berkontribusi dalam transisi energi hijau Indonesia dan dunia.

6. Habitat Laut Paling Kaya di Dunia

Berdasarkan studi dari Coral Triangle Initiative (CTI), Selat Lombok termasuk dalam kawasan Segitiga Terumbu Karang Dunia (Coral Triangle). Kawasan ini menjadi rumah bagi 76% spesies karang dunia dan 37% ikan karang yang telah tercatat.

Bagi ilmuwan dan penyelam dunia, wilayah ini adalah surga biodiversitas laut — sekaligus laboratorium alam untuk mempelajari dampak perubahan iklim terhadap ekosistem laut tropis.

7. Zona Penelitian Bencana dan Konservasi Internasional

Selat Lombok berada di wilayah tektonik aktif dan telah menjadi lokasi pemantauan risiko gempa dan tsunami oleh BMKG serta badan-badan penelitian internasional seperti GEOMAR (Jerman) dan USGS (AS). Wilayah ini juga masuk perhatian organisasi konservasi laut karena sensitif terhadap kerusakan lingkungan, polusi, dan tumpahan minyak.

Itulah sebabnya, sejak pemberlakuan TSS, kawasan ini juga diusulkan sebagai Particularly Sensitive Sea Area (PSSA) yang dilindungi secara internasional.

Dengan posisi strategis, kekayaan hayati, dan dampak ekologis global, Selat Lombok bukan hanya aset daerah tapi aset dunia. Dunia menaruh perhatian pada selat ini, dan kita sebagai pemilik wilayahnya punya tanggung jawab untuk menjaga dan mengelolanya secara bijak. (red.)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI