kicknews.today – Sebanyak 37 delegasi dari 18 negara anggota International Committee of the Red Cross (ICRC) atau Palang Merah Internasional dijadwalkan akan berkunjung ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam pekan ini.
Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) NTB Lalu Herman Mahaputra menjelaskan, Kunjungan tersebut akan berlangsung pada Rabu (15/10/2025) hingga Jumat (17/10/2025), dengan fokus utama untuk meninjau penerapan sistem peringatan dini bencana (Early Warning System/EWS) di kawasan pesisir Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, yang merupakan kawasan langganan banjir.

”Mereka akan audiensi dengan Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, kunjungan ke Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD NTB, hingga peninjauan langsung sistem mitigasi di lapangan,” kata Jack di Mataram, Selasa (14/10/2025).
Menurutnya, daerah itu dipilih karena memiliki potensi tinggi dalam bencana banjir rob dan tsunami. Selain itu, Sekotong juga menjadi lokasi pemasangan tiga alat Early Warning System (EWS) hasil kerja sama antara PMI dan mitra internasional. Jack menjelaskan sistem peringatan dini ini bekerja dengan sensor pendeteksi perubahan debit air laut.
Artinya, ketika terjadi peningkatan debit air yang signifikan, alat akan memberikan sinyal kepada BMKG dan dinas terkait untuk segera melakukan peringatan dini kepada masyarakat.
”Jadi kita harapkan nanti desa itu yang akan berdaya dulu, jadi bagaimana mengenali sinyal-sinyal dari bencana. Karena sudah dipasang alat di situ, di daerah Lombok Barat, itu akan mengetahui pakai sensor bilamana debit air laut meningkat. Itu potensi untuk terjadi banjir dan tsunami, kita sudah ada warning,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua PMI Lombok Barat Haris Karnain tak menampik wilayah Sekotong menjadi langganan bencana banjir bandang maupun banji rob. Menurutnya, PMI telah memasang alat detektor banjir di wilayah Sekotong dalam tiga bulan terakhir.
“Sebenarnya programnya sudah berjalan tiga bulan ini. Kita pasang alat detektor di situ, di mana nanti ketika ada volume air dari hulu maupun dari banjir rob, itu akan ada peringatan dini. Nanti masyarakat bisa segera evakuasi untuk mencegah korban harta, korban jiwa,” pungkasnya.
Diketahui, delegasi ini Tak hanya meninjau EWS, tetapi juga dijadwalkan mengunjungi lokasi rehabilitasi pesisir, termasuk program penanaman mangrove di Sekotong, Lembar, dan Cemara yang telah berlangsung sejak 2013. Program ini merupakan bagian dari upaya mitigasi alami terhadap abrasi dan banjir pesisir. (wii)