kicknews.today – Memasuki musim kemarau, dua desa di Kabupaten Bima mulai dilanda kekeringan. Dua desa tersebut berada di Kecamatan Woha yakni, Desa Talabiu dan Kalampa.
“Sampai saat ini baru desa Talabiu dan Kalampa yang kekurangan air bersih,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, Isyra, Rabu (5/6/2024).

Selain kekurangan mata air, dua desa tersebut juga teridentifikasi ada kerusakan infrastruktur penyalur air. Sehingga menyebabkan terjadinya kekeringan di wilayah setempat.
“Kekurangan air bersih tidak merata di satu desa, hanya terjadi beberapa titik pemukiman,” kata Isyra.
Di tengah keterbatasan air selama ini, warga dua desa tersebut rutin disalurkan air oleh BPBD. Air bersih biasanya didroping jika ada permintaan dari warga atau Pemdes setempat.
“Selama ini kami bantu salurkan air bersih. Dua hingga tiga mobil tangki perhari, tergantung kebutuhan mereka,” bebernya.
Menurut Isyra, tingkat kekeringan di Kabupaten tahun 2024 ini diprediksi tak separah tahun 2023 lalu. Pada bulan yang sama di 2023, telah banyak desa yang dilaporkan terdampak krisis air bersih.
“Kayaknya gak separah tahun lalu, karena ada rilis BMKG baru-baru ini yang menyebut, Bima tidak mengalami kemarau panjang seperti tahun lalu,” jelasnya.
Meski demikian, BPBD tetap mengantisipasi terjadinya kekeringan. Selain menyiapkan sarana dan prasarana, juga koordinasi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) baik lingkup Bima maupun Provinsi.
“Antisipasinya, kita tetap siaga menyiapkan sarana dan prasarana dan koordinasi hingga pemerintah provinsi,” terangnya.
Untuk diketahui, di tahun 2023 lalu BPBD Bima mencatat ada 14 desa yang terdampak krisis air bersih. Kemudian puluhan desa lainya masuk sebagai wilayah cukup berpotensi dilanda krisis air bersih. Kekeringan itu terjadi, akibat dari semakin berkurangnya sumber mata air dari dalam tanah. Hal ini terjadi dampak dari pembabatan hutan yang dilakukan petani untuk perluasan kawasan pertanian. (jr)