kicknews.today – Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menemukan 2.261 orang warga diduga penderita TBC. Dari jumlah itu sebanyak 300 orang dinyatakan positif dan sedang proses pengobatan.
“Ribuan kasus ini ditemukan sejak Januari hingga Mei,” kata Kabid P2PL Dikes Kabupaten Bima, Alamsyah dikonfirmasi beberapa hari lalu.
Alamsyah mengatakan, kasus tuberkulosis ini ditemukan pada 17 kecamatan di Kabupaten Bima. Dengan rata-rata menyerang semua kalangan usia, mulai dari tingkat anak-anak hingga lanjut usia (Lansia).
“Kebanyakan penderita dari usia 30 hingga 60 tahun,” bebernya.
Menurut Alamsyah, kasus TBC tersebut berawal dari satu orang pasien positif yang berada dalam satu kelompok keluarga. Kemudian menular ke anggota keluarga lain atau warga sekitar melalui udara dari batuk dan bersin yang berlangsung terus-menerus.
“Penularan penyakit TBC ini cepat. Dia menular melalui udara, dari batuk dan bersin pasien yang positif,” terangnya.
Sementara fakta lapangan saat ini, kebanyakan masyarakat menganggap remeh jika berada di sekitar warga yang sedang batuk. Karena mereka tidak mengetahui, apakah orang tersebut penderita TBC atau tidak.
“Mau orang itu positif TBC atau bukan, kita harus tetap waspada. Hindari saat dia batuk dan bersin,” katanya.
Guna menekan kasus TBC, Dikes saat ini intens turun melakukan sosialisasi ke lapangan. Mengedukasi masyarakat mulai dari pencegahan dini hingga langkah-langkah yang akan dilakukan jika diserang penyakit TBC.
“Misalnya, jika alami batuk dan bersin selama tiga hari berturut-turut, mereka diminta segera ke dokter,” bebernya.
Kemudian jika ada pasien penderita TBC di kalangan keluarga tertentu, pihaknya akan langsung turun lapangan lakukan screening kesehatan. Terhadap 20 orang warga yang dianggap dekat dengan pasien, akan diambil sampel dahak guna mengetahui ketularan TBC atau tidak.
“Misalnya positif TBC, kita akan berikan rutin obat ke mereka selama 6 bulan. Kalaupun dalam 6 bulan itu rajin minum obat, pasti dia akan sembuh,” tandasnya. (jr)