130 hektar hutan Rinjani terbakar, BTNGR sebut tidak ada satwa yang mati

Kebakatan hutan Gunung Rinjani telah padam, Sabtu (4/11). Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menyebutkan kebakaran hutan meluas hingga 130 hektar.
Kebakatan hutan Gunung Rinjani telah padam, Sabtu (4/11). Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menyebutkan kebakaran hutan meluas hingga 130 hektar.

kicknews.today – Kebakaran kawasan hutan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) kini sudah berhasil dipadamkan, Sabtu (4/11/2023). Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) menyebutkan kebakaran hutan Rinjani selama dua hari itu mencapai 130 hektar.  

Syukurnya tidak satwa liar yang menjadi korban kebakaran hutan tersebut. Meski demikian, BTNGR tetap mewaspadai dampak kebakaran terhadap kehidupan flora dan fauna di Kawasan Rinjani.

“Sampai saat ini tidak satwa liar yang jadi korban kebakaran hutan di Gunung Rinjani,” terang Pengendali Ekosistem Ahli Pertama BTNGR, Kenny Aprilliani S.Hut, Senin (6/11).

Kebakaran hutan di Rinjani merupakan kali kedua di tahun 2023. Sebelumnya, kebakaran pada Agustus itu meluas hingga 205 hektar dan mengakibatkan satu satwa jenis burung Rengganis ditemukan mati di hotspot 1 Rinjani.

Kenny menjelaskan, adapun terkait satwa liar sesuai sifat aslinya ketika ada ancaman tentu akan menyelamatkan diri ke tempat yang aman. Berdasarkan hasil pantauan tim BTNGR melalui CCTV dan di lapangan serta info petugas, bahwa kebakaran kali ini tidak ditemukan satwa yang meninggal.

Untuk diketahui, terdapat 4 satwa langka saat ini hidup di Kawasan Gunung Rinjani. Yakni, Rusa Timor, Elang Flores, Burung Celepuk dan Musang. Empat satwa langka tersebut hanya tiga yang statusnya dilindungi menurut peraturan pemerintah. Yaitu jenis Rusa Timor, Burung Celepuk dan Elang Flores. Sedangkan musang belum diatur, karena masih butuh kajian dan penelitian lanjutan mengenai ekologi dan populasinya. (jr)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI