kicknews.today – Kebakatan hutan Gunung Rinjani telah padam, Sabtu (4/11). Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menyebutkan kebakaran hutan meluas hingga 130 hektar.
“Pemantauan jarak jauh secara visual tidak ditemukan adanya hotspot dan fire spot, sehingga kebakaran lahan dinyatakan padam,” jelas Pengendali Ekosistem Hutan BTNGR, Budi Soesmardi, Minggu (5/11).
Berdasarkan hasil pengamatan visual dengan drone serta digital melalui aplikasi pemetaan lokasi titik api berada pada jarak 7,5 kilometer dari pemukiman warga terdekat dan berjarak 3,4 kilometer dari jalur pendakian resort Sembalun. Upaya pengendalian yang dilakukan oleh tim dengan membuat ilaran (sekat) api di sekitar lokasi Abangan dan Malatan yang kemungkinan akan dilalui jika titik api terus meluas.
“Penyebab kebakaran belum diketahui,” jelasnya.
Budi menyebutkan, kendala di lapangan adalah kecepatan angin relatif tinggi, sehingga kebakaran meluas dengan cepat dan vegetasi mudah terbakar serta topografi curam atau terjal.
“Jenis vegetasi yang terbakar di antaranya semak, perdu, rumput dan dedaunan kering, pohon, pohon bakbakkan, cemara gunung dan saropan,” katanya.
Selama proses pemadaman sejumlah tim dilibatkan, mulai dari petugas BTNGR, Koramil Sembalun, Polsek Sembalun, MPA dan MMP. Adapun logistic seperti, HT, HP, parang, cangkul, sekop, sabit, racun api, pompa punggung, sepeda motor, mobil operasional lapangan dalkarhutla dan drone.
Dia menjelaskan, posisi sebaran api pada lereng bagian bawah Gunung Rinjani yang pergerakannya mengarah ke areal perkebunan masyarakat dan jalur wisata pendakian dapat dipadamkan oleh tim dibantu dengan turunnya hujan di lokasi kebakaran. Sedangkan sebaran api yang berada pada lereng bagian atas belum bisa dipastikan keberadaannya karena secara visual masih tertutup kabut.
Pada Jumat 3 November pukul 05.00 Wita pihaknya melakukan pemantauan secara visual dari arah Desa Sembalun (Kantor Resort TNGR Sembalun) masih terdapat titik api yang merupakan api dari kebakaran hutan yang tidak dapat dikendalikan pada hari sebelumnya. Sekitar pukul 07.00 Wita pada aplikasi Sipongi terdeteksi 5 HS baru dan HS yang terdeteksi pada hari Kamis, 2 November 2023 sebanyak 19 HS sudah tidak muncul di aplikasi.
“Terkait ancaman keamanan pengunjung terhadap dampak dari karhutla masih relatif aman dengan digitasi peta bahwa jarak terdekat dari titik api ke jalur pendakian sekitar 3,5 km. Kemudian telah dilakukan pembersihan rumput dan ilalang di sekitar jalur untuk mencegah api menjalar ke jalur wisata pendakian, sehingga aktivitas pendakian masih tetap dibuka dengan peningkatan kewaspadaan bagi pengunjung yang melakukan pendakian,” pungkasnya. (jr)